Budaya menyambut kelahiran bayi di berbagai daerah di Indonesia

Budaya menyambut kelahiran bayi di berbagai daerah di Indonesia

Momen kelahiran seorang bayi adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua. Kelahiran sang buah hati tentu menjadi kado terindah dari perjuangan seorang ibu yang telah mengandungnya selama sembilan bulan. Makanya enggak heran, saat bayi baru lahir akan ada perayaan untuk menyambutnya dengan suka cita.

Ngomong-ngomong soal perayaan, di Indonesia sendiri memiliki tradisi unik dalam menyambut kelahiran seorang bayi. Beragam suku dan budaya di Indonesia, menjadikan setiap daerah punya tradisi yang berbeda-beda dalam menyambut kelahiran sang buah hati.

Berikut kami rangkum dari berbagai sumber, lima tradisi unik dalam menyambut kelahiran bayi di Indonesia.

  1. Brokohan (Jawa)

Upacara brokohan  dilaksanakan jika seseorang mendapatkan rezeki atau mendapatkan kegembiraan dalam bentuk apa saja termasuk kelahiran bayi.
Brokohan berasal dari kata Barokah-an, yang artinya memohon berkah dan keselamatan kepada Tuhan atas kelahiran buah hati. Upacara ini biasa dilakukan satu hari setelah bayi lahir
Pada acara brokohan, para tetangga dan kerabat juga hadir dan berkumpul. Mereka ikut berbahagia atas kelahiran bayi yang dapat berjalan dengan lancar dan mendoakannya. Biasanya mereka juga datang dengan membawa buah tangan berupa perlengkapan bayi dan makanan untuk keluarga yang melahirkan

  1. Jatakarma Samskara (Bali)

Jatakarma Samskara dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi sebagai bentuk rasa syukur. Keluarga yang mengadakan acara ini, harus menyiapakan nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya. Selain itu, juga harus menyiapkan bunga-bunga sebagai atribut upacara.

Setelah itu, pemipin upacara adat akan mendoakan bayi dengan persembayan tersebut. Ari-ari bayi kemudian dibersihkan dan dimasukkan ke dalam kendi dan ditutup rapat sebelum dibungkus dengan kain putih bertuliskan aksara hindu. Setelah itu, kendi bersisi ari-ari tersebut akan ditanam di halam rumah.

  1. Turun Mandi (Sumatera Barat)

Tradisi Turun Mandi adalah salah satu prosesi adat Minangkabau dalam menyambut kelahiran bayi. Tradisi ini enggak boleh sembarangan dilakukan lho, Beauty. Kalau bayi laki-laki, tradisi ini akan dilaksanakan pada hari ganjil. Sedangkan untuk bayi perempuan, akan dilaksanakan pada hari genap.

Tujuan dari tradisi ini adalah sebagai bentuk rasa syukur atas kehadiran buah hati sebagai anggota baru di keluarga. Upacar ini wajib dilakukan di sungai atau orang Minag menyebutnya dengan batang aie. Uniknya, yang membawa bayi ke sungai bukan orang tuanya, melainkan orang yang berjasa membantu proses persalinannya.

  1. Troen Bak Tanoeh (Aceh)

Upacara Troen bak tanoeh merupakan sebuah tradisi masyarakat aceh yang mengsimbolkan pada kesucian ibu bayi yang baru saja melewati masa persalinan. Dalam prosesi upacara ini juga melibatkan bayi yang baru lahir, di mana pada saat upacara berlangsung bayi dibawa ke luar rumah. Ibu yang baru melahirkan dianggap tidak suci lalu tidak dibolehkan untuk ke luar rumah, disebabkan karena dia dalam keadaan masa nifas, haids, dan wiladah.

Pada saat turun tanah di sinilah puncaknya bahwa dia telah suci terbebas dari darah kotor sehingga dia telah boleh keluar rumah. Begitu juga dengan bayinya, sebetulnya bayi yang belum berumur satu bulan masih dianggap rentan dengan penyakit sehingga bayi tidak boleh ke luar rumah terkecuali dalam keadaan terpaksa apabila dia sakit dan sebab lainnya yang sangat mendesak.

Namun, pada saat upacara turun tanah pertama sekali bayi mengenal dunia luar. Di sinilah bayi diajarkan dengan dunia luar, di mana kita harus giat bekerja dan jangan malas-malasan, karena kalau sifatnya malas akan berakibat buruk bagi kehidupannya kelak. Rangkaian dari upacara ini adalah proses pembelajaran sehingga dapat kita ambil ikhtibar dalam kehidupan kita sehari-hari, adat istiadat yang terdapat dalam suatu upacara harusnya tetap dilestarikan karena adat merupakan salah satu cermninan dari budaya bangsa.

  1. Nenjrag Bumi (Sunda)

Kita beralih ke upacara kelahiran menurut Sunda. Nenjrag Bumi adalah ritual dengan meletakkan anak bayi di atas lantai yang dibuat dari bambu yang terbelah.
Kemudian, ibu menghentakkan kaki ke bambu tersebut sebanyak 7 kali. Hal ini agar sang bayi tidak mudah kaget dan tidak menjadi sosok penakut nantinya.
Cara lain juga dapat dengan memukulkan palu ke lantai dekat posisi bayi. Keluarga berharap Si Kecil lahir ke bumi dengan sosok berani dan tidak takut dalam hal apapun.
Biasanya, prosesi Nenjrag Bumi ini akan dilanjuti dengan pengajian, syukuran atau upacara lainya seperti Upacara Ekahan (Aqiqah).

Pada hakekatnya tradisi ini adalah tradisi umat Islam, namun berbalut dengan kearifan lokal. Sama dengan tradisi aqiqah di daerah lainnya, tradisi Ekahan ini pada garis besarnya berupa upacara pemotongan rambut bayi dan penyembelihan hewan aqiqah berupa kambing atau domba. Seperti yang disampaikan dalam hadist riwayat Abu Dawud :

كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّيكُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تَذْ بَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى

“Setiap bayi tergadai dengan Aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama” [HR Abu awud, no. 2838, at-Tirmidzi no. 1522, Ibnu Majah no. 3165 dll dari sahabat Samurah bin Jundub Radhiyallahu anhu.

Baca Juga : MAKNA TERGADAIKAN DENGAN AQIQAH

Namun ada beberapa upacara lain yang melengkapi tradisi Ekahan masyarakat Sunda.

Demikian artikel tentang 5 budaya paling unik menyambut kelahiran bayi di Indonesia. Ayah & Bunda pastinya bangga dong menjadi rakyat indonesia dengan berbagai macam suku dan budayanya. Semoga artikel ini bermanfaat  ayah dan bunda, ya!

Sumber : https://herstory.co.id
: https://www.orami.co.id

1 Comment

  1. […] Baca Juga : BUDAYA MENYAMBUT KELAHIRAN BAYI DI BERBAGAI DAERAH  […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *